Minggu, 09 April 2017

SIX YEARS OF NIGHTMARES

"The tiger and the lion may be more powerful,

But the wolf does not perform in the circus"


 

Tepat 10 April 6 tahun yang lalu awal dari segala mimpi buruk itu dimulai..Adalah 4 orang yang mempunyai selera musik yang berbeda-beda, Namun ketika mendengar beat-beat Discharge menghajar telinga semuanya adalah pengecualian. 
Berawal dari ajakan yang iseng antara Deri, Restu, Rizal & Seno untuk membuat projek D-Beat Hehereuyan (iseng-isengan) yang hanya untuk sekedar Jamming, Gak kepikiran buat main di Gigs, Gak kepikiran bikin lagu, Bikin Album, Bikin Rilisan dan bla bla bla karena emang dari awal hanya band yang sekedar Jamming cover lagu-lagu orang karena saat itu setiap personil punya band masing-masing dan lebih sibuk ketimbang projek iseng bernama Sosial Ilegal ini. Nama Sosial Ilegal sendiri tercetus dari mulut Seno yang waktu itu dengan yakinnya memberi penjelasan ke tiap personil akan definisi dari nama tersebut: Tidak ada manusia yang ilegal!
Setelah beberapa bulan berjalan kami baru ngeuh ini projek iseng-isengan yang terlanjur bablas menjadi agak serius (agak serius loh ya) mungkin karena Chemistry yang terbangun sendirinya dari masing-masing personil untuk merubah mindset awal dan membangun sesuatu yang lebih seru hahaha
Mulai jenuh dengan cover lagu orang terus entah ada ide ngeriw darimana buat nyoba bikin lagu sendiri terus nyoba buat main di sebuah Gigs biar anak band banget hahaha
Rutinnya pertemuan akhirnya membuat kami bisa membuat lagu sendiri (hore dulu dong ah) "Not For Sale" dan "It's Our Scene" 2 lagu yang menjadi awal dari segala mimpi buruk kami dan sekaligus menjadi demo masak kami saat itu. So far jika membahas isu dari 2 demo tersebut di hari ini mungkin sudah tidak relevan lagi karena isu yang di bahas dalam 2 demo tersebut adalah isu yang lagi hangat-hangatnya waktu itu.
Seiring berjalannya waktu, badai sempat menghampiri, Saat itu Restu yang mengisi posisi Gitar mengundurkan diri karena mempunyai kesibukan lain. 

Well, Kami sempat pincang namun hasrat berkata untuk tetap berjalan meski hanya bertiga, Dimana saat itu posisi Gitar yang di isi Restu diambil alih oleh Deri yang sebelumnya mengisi posisi Bass. Restu sendiri sekarang mengisi Gitar bersama unit Grindcore asal Bandung Selatan bernama HATF.
Beberapa Gigs kami lewati dengan lineup yang berisikan Deri, Rizal & Seno. Merasa kurang puas dalam kualitas tiap live kami karena kekosongan di posisi Bass, Akhirnya kami sepakat untuk mencari seseorang untuk mengisi kekosongan di posisi Bass. 

Tidak lama kami bertemu dengan Tendy, Seorang kawan lama yang memang dari sebelum projek band ini ada sudah satu tongkrongan bareng dan mempunyai band juga bernama Noisy & The End Of State.
Kurang dari setahun kami bareng Tendy, Karena do'i punya kesibukan lain juga dengan projek keroncong yang sedang dia garap.

Sempat vakum beberapa bulan kurang karena kami rasa jalan bertiga membuat kami merasa kurang maksimal, Kami mencoba mengajak seorang kawan untuk mengisi posisi Bass, Ketemulah Sega untuk mengisi posisi Bass, Pemilihan ini bukan tanpa hal-hal konyol karena saat itu Sega gak bisa maenin alat musik apapun karena memang di bandnya saat itu dia adalah seorang vokalis di band bernama Korban hahaha. 

Segala Progress berjalan lancar tanpa hambatan, Sega semakin fasih dan terbiasa memainkan alat musik yang kebetulan saat itu sering kami racuni dengan lagu dari band-band Swedish Crust. Cukup intens nyoba bikin lagu saat itu, Kami merasa ada sesuatu yang kurang jika materi yang kami buat hanya berisi satu Gitar saja, Usulan pun tercetus untuk menambah pasukan dari Quartet menuju Five-piece man.
Tak butuh waktu lama kami bertemu dengan seseorang yang siap mengisi posisi Gitar berdampingan membuat riff-riff bersama Deri. Seorang kawan Rizal dari Cibiru bernama Ikal, Namun kebersamaan bersama Ikal begitu sangat singkat karena beberapa hal.

Kebersamaan yang singkat bersama Ikal tidak membuat segala sesuatu yang sedang berjalan menjadi diam di tempat, Karena kebetulan saat itu kami sedang menyibukan diri dalam suatu garapan EP berjudul Lycanthropy. Gak mau ambil pusing, Kami pun merekrut Martin, Seorang kawan yang memang sudah mengetahui segala materi Sosial Ilegal karena memang dalam perjalanan kami Martin selalu terlibat didalamnya meski bukan personil, karena passionnya akan hal-hal yang beraroma D-Beat Crust sedang begitu memuncak saat itu.
Martin datang untuk mengisi posisi Bass dan hasil dari rundingan kami sepakat untuk memberi tantangan lebih kepada Sega berpindah dari Bass menuju Gitar.
Semua materi untuk mememuhi raungan Lycanthrophy EP berhasil di rekam, Berisi 6 lagu direkam di Studio bernama Salsa. Materi yang memang sudah karatan sejujurnya, Harus memakan waktu yang cukup lama hingga menuju tiga tahun kami baru berhasil mewujudkan materi sebagai awal dari Discography kami.
Rilis dalam bentuk Cd dan spreading lewat tangan ke tangan EP tersebut kami sebar, Ikut berbagi kebisingan di berbagai Gigs yang di organize kawan-kawan setelah EP tersebut rilis membuat waktu berjalan semakin tak terasa, Membuat rasa nyaman yang menjadi kutukan untuk kami sendiri.

Setelah EP itu rilis kami hanya diam di tempat dan tidak memikirkan apa yang akan kami sebar selanjutnya.
Sewajarnya hidup, Hidup itu tidak akan selalu mulus dan akan selalu terdapat tantangan di dalamnya, Termasuk badai yang saat itu sedang melanda kami. Pertemuan dengan Martin mulai jarang terjadi karena memang saat itu Martin sedang disibukan dengan menyiapkan sesuatu yang sangat besar untuk hidupnya.

Adalah sebuah rundingan yang saat itu menjadi pemecah segala halangan, Kami melepas Martin setelah satu tahun lebih bersama. Untuk mengisi kekosongan kami meminta bantuan dari seorang kawan karib Sega bernama Riesky untuk sementara mengisi posisi yang ditinggalkan Martin di posisi 4 senar, namun itupun tidak bertahan lama karena Riesky harus meninggalkan Bandung untuk sebuah kesibukan harian di luar kota.

Ditengah kepincangan yang melanda kami karena harus kembali berjalan secara Quartet; Deri, Rizal, Sega & Seno. Saat itu hasrat kami sedang dalam oktan yang sangat tinggi karena memang sedang memulai menggarap kembali materi baru yang ingin kami kemas dalam tajuk Album panjang, Munculah secercah harapan di penghujung tahun 2014 awal dari ajakan yang iseng terhadap Hari dari Take To Throw untuk mengisi posisi Bass yang seakan menjadi kutukan bagi kami. Btw, Hari pun langsung meng-iyakan dan langsung menjadi bagian dari kami, Membuat kami secara utuh kembali ke formasi unit five-piece. karena memang demi memaksimalkan isi materi yang sedang di garap kami tak sanggup bila harus berjalan secara Quartet.
Masuk ke tahun 2015. Ditengah kesibukan penggarapan materi baru kami pun cukup di sibukkan untuk kontak-kontak bersama Records lokal yang bersedia merilis materi Lycanthropy EP dalam format kaset pita, Beruntunglah kami mempunyai beberapa relasi di skena kota ini yang mempermudah kami dengan cara berbagi link. Tepat pada Record Store Day 2015 Lycanthropy EP versi kaset rilis oleh Record asal Jakarta bernama: Anarkopop milik mas Deden. (Makasih banyak mas Deden,Semoga sehat terus).

 Setelah itu lanjut kembali disibukan menggarap materi baru yang sudah sekitar 40% kami buat karena mungkin saat itu baru sampai di titik 3-4 lagu. Shit!!! kutukan posisi Bass itu kembali berlanjut, Tepat di awal tahun 2016, Tepatnya bulan Februari, Hari memutuskan untuk mengundurkan diri karena beberapa alasan.

Demi menyiasati kekosongan dan takut materi yang sedang di garap menjadi karatan kamipun tidak membuang waktu lama untuk mendapatkan seseorang untuk mengisi posisi 4 senar yang seakan menjadi kutukan bagi kami, Bertemu dengan kawan sepermabukan yang sebelumnya mengisi posisi Bass di Kontradiksi.
Hellyeah! Afif alias Onta alias Roy resmi menjadi bagian dari kolektif kecil ini tidak lama semenjak Hari memutuskan untuk Resign.
Kehadiran Afif cukup memberi energi dan semangat baru untuk Sosial Ilegal dengan masuknya Afif materi yang sebelumnya baru mencapai 30-40% sudah hampir mendekati selesai, Hingga tulisan ini dibuat materi tersebut hanya tinggal dalam menyisakan sesi rekaman 3-4 lagu lagi karena 6 lagu telah selesai di rekam di sebuah studio di daerah Antapani, Bandung bernama Fun House.
Lanjut ke awal tahun 2017, Cukup buruk bagi kami, Beberapa bulan lalu tepatnya bulan Januari. Kutukan dari 4 senar berallih ke posisi 6 senar, Sega resmi bukan bagian dari Sosial Ilegal karena beberapa alasan yang tidak bisa kami jelaskan disini, Karena memang hingga detik ini hubungan kami bersama Sega masih sama seperti sebelumnya, Masih baik-baik saja terlebih Sega sudah memberikan segalanya untuk kami dalam waktu cukup lama dan semangatnya akan selalu bersama kami!
Mungkin satu-satunya alasan yang mengidap di kepala kami adalah "Raungan yang bertajuk Never Surrender itu terlalu keras karena hasrat kuat yang selalu terlibat di dalamnya"
Dengan tanpa Sega terhitung sejak Januari lalu menjadi pukulan yang cukup telak bagi kami, Karena cukup banyak andil Sega dalam materi yang sedang kami garap, Namun kembali lagi ke manifesto kami "Serigala tetaplah menjadi serigala meski kehilangan beberapa taringnya"

Kembali ke bulan januari lalu setelah Sega resign dan kami kembali menjadi sebuah Quartet, sesuatu yang besar sedang kami rasakan sengaja kami tuliskan di postingan "6 years of nightmares" ini karena kami rasa sesuatu yang penting, mengesankan dan berdampak harus dibagi.
Sebuah Gigs di Jakarta yang kebetulan kami ikut berbagi kebisingan dengan lagu-lagu kami di Gigs tersebut. Gigs yang bernama Ponti Fest 2017 di organize oleh kawan-kawan dari kolektif Ponti Scream Destroy bertempat di sebuah kampus seni di kota bernama Jakarta.
Sungguh ajaib Gigs ini karena digelar 2 hari setelah festival tahunan bernama Libertad Fest 2017 yang kebetulan lokasinya tidak cukup jauh dari lokasi Ponti Fest 2017. Atas alasan tidak ingin bolak-balik dan menghemat ongkos, Maka dari Libertad Fest kami tidak langsung pulang menuju Bandung, Melainkan menginap 2 hari di Jakarta.
Kebetulan saat itu kami bareng-bareng bersama sahabat kami: Bimo yang menjadi bagian dari band bernama Disabled, Grasp Of Dynamite & Moragrifa. Bimo sama dengan kami tidak langsung pulang menuju Bandung karena akan menonton konser salah satu Band asal USA di Jakarta dan juga menghadiri gelaran Ponti Fest 2017.
Sedikit dipersingkat, Ada beberapa ide dari kami yang memang sedang kebingungan mencari kekosongan yang ditinggalkan Sega untuk penampilan kami di Ponti Fest 2017. Kamipun meminta bantuan dari Bimo untuk mengisi kekosongan tersebut, Bukan tanpa alasan karena selama kami terbentuk sebagai segerombolan urakan bernama Sosial Ilegal, Bimo sudah banyak membantu kami dan kebetulan 2 hari tersebut kami akan banyak melalui detik perdetik yang heroik bersama Bimo.
Dimulailah sebuah briefing dari kami dengan Bimo, Mencoba memberi kisi-kisi materi kami yang sudah tercatat dalam setlist yang akan kami geber di helatan Ponti Fest 2017.
Chemistry sedikit-sedikit mulai terbangun karena memang atensi dari kami semakin meninggi menjelang pesta dari kawan-kawan Ponti, termasuk Bimo di dalamnya. Sesuatu yang belum pernah kami lakukan sebelumnya adalah kesenangan tersendiri bagi kami, Dimulai dari porsi tidur sengaja kami kurangi dengan mencoba briefing-briefing kecil di malam menjelang pagi dan satu jam menjelang penampilan kami di helatan pestanya kawan-kawan Ponti kami sengaja mengakali waktu kami yang biasanya kami habiskan dengan mengobrol dengan kawan-kawan baru/lama sambil berbagi berbagai jenis botol minuman, Sengaja kami tunda sejenak untuk menikus mencari tempat untuk briefing hahaha.
Proses tidak akan mengkhianati hasil mungkin itu salah satu yang ada di kepala kami, Dimana 4-5 lagu yang sudah disiapkan dengan lancar telah kami bawakan, Sungguh gila malam itu. Chaos! Makin malam makin ramai hilir mudik orang-orang, Begitupun putaran gelas yang berisi semangat yang menghasilkan keakraban, Mungkin menurut pengamatan kami 600-700 orang berbagi senyum kemenangan malam itu, Ponti Fest Terbaik

Hari demi hari berlalu setelah gelaran pesta itu, Bimo pun memulai kembali kesibukannya dengan bandnya bernama Disabled untuk menjalani rangkaian split tour West Java bersama The Restarts dari UK.
Tepat di pesta penutup rangkaian split tour Disabled & The Restarts yang kebetulan Bandung menjadi penutupnya, Kamipun turut ambil bagian dalam pesta malam itu dan kami berisi Quartet membawakan setlist kami seperti biasa, Hmmm kami rasa kurang maksimal untuk kami malam itu dibandingkan dengan show terakhir kami di Ponti Fest 2017. Terdapat kekosongan jika hanya dengan satu Gitar, Karena memang materi kami mengharuskan formasi five-piece jika ingin setiap lagu yang kami bawakan bisa maksimal.
Kamipun sempat berunding di malam itu memikirkan apa yang akan kami lewati kedepan dan nampaknya kami butuh sosok seseorang untuk mengisi kekosongan di posisi yang Sega tinggalkan.
Atas dasar Chemistry yang telah terbangun kuat dari tiap individu dari kami, Kami pun sepakat mengajak Bimo untuk menjadi bagian dari mimpi buruk segerombolan serigala yang tetap menyimpan hasrat tak terbatas! Selamat datang di Gerombolan serigala mabuk berat Bimo!




 "We will not forget the beginning and will never think of the end, Big thanks Ponti Fest 2017 for being beginning of a nightmare for us when we awake or asleep"

-Hingga tulisan ini dibuat Sosial Ilegal berformat unit five-piece man berisi Rizal (Vokal) Deri (Gitar) Bimo (Gitar) Afif (Bass) Seno (Drum). Kami sedang disibukan dengan raungan yang bertajuk "Never Surrender" yang masih dalam proses rekaman, Sejauh ini sudah 60% telah berhasil kami rekam, Mungkin jika tidak ada aral melintang akan segera kami rampungkan raungan bertajuk "Never Surrender" tersebut. Tulisan "6 Years Of Nightmares" sengaja kami buat untuk menjaga ingatan kami untuk mengingat darimana semuanya berawal dan sebagai daya ledak untuk kami agar tetap menjaga hasrat tetap dalam volume maksimal.
Terima kasih banyak Restu, Tendy, Martin, Ikal, Riesky, Hari & Sega. Semangat kalian akan selalu bersama kami!

10 April 2017. CRUST ON! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar